TUGAS 3 AKUNTANSI INTERNASIONAL
KELOMPOK CANADA
DI SUSUN OLEH :
ARIESTA FITRI HUTAMI
GALUH LISTYA WIDHATI SURYODIBROTO
NILA WULANDARI
RINI PRIANI
TRIJAYANI
4EB02
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas
kehadirat Tuhan yang Maha esa atas segala karunia dan rahmatnya yang diberikan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini.
Makalah ini disusun guna melengkapi
tugas-tugas yang yang diberikan oleh dosen dan tujuan dari makalah ini sendiri
untuk meningkatkan pengetahuan
mahasiswa terhadap akuntansi internasioanl khususnya tentang perusahaan go publik indonesia yang berada di singapura.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua anggota kelompok Canada yang telah membantu baik secara moril
maupun materiil, yang sudah meluangkan waktunya untuk meyelesaikan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar dapat memperbaikinya
dan menjadi lebih baik lagi dalam membuat makalah. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa yang membacanya.
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar belakang
Dalam dunia usaha pada umumnya setiap perusahaan
mempunyai suatu laporan finansiil mengenai keadaan keuangan pada periode tertentu. Hal
ini dimaksudkan untuk menganalisis kinerja secara keseluruhan dari suatu
perusahaan dan menilai bagaimana kondisi keuangan saat ini dan yang akan datang
serta untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
kegiatan pengukuran kinerja perusahaan
yang akan dilaksanakannya sehingga dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dengan mengadakan
analisis laporan finansiil dari
perusahaan, maka manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil
dari perusahaannya, dan dapat diketahui hasil-hasil finansiil yang telah
dicapai waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan. Selain manajer, para
kreditur pun
berkepentingan terhadap laporan finansiil dari perusahaan yang telah atau akan
menjadi debitur, para investor berkepentingan terhadap laporan finansiil suatu
perusahan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanam modalnya.
Namun tidak semua perusahaan memiliki tingkat
pengembalian yang baik. Sehingga sebelum memutuskan untuk melakukan investasi,
para investor harus terlebih dahulu menganalisis kondisi keuangan perusahaan
tersebut.
Dalam upaya untuk pembuatan keputusan yang rasional
maka para pihak yang berkepentingan masih membutuhkan informasi lain yaitu
analisis rasio. Rasio merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan
hubungan diantara angka-angka tertentu. Dalam analisis rasio keuangan
angka-angka yang dianalisis berasal dari data keuangan. Salah satu rasio yang digunakan adalah rasio
likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tingkat kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutang jangka pendek yang dimiliki. Apabila
perusahaaan dinilai memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi jangka pendeknya
maka perusahaan itu dapat disebut likuid. Sebaiknya jika perusahaan dalam
keadaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka dikatakan
ilikuid, sedangkan rasio
leverage merupakan Rasio mengukur
perbandingan dana yang disediakan oleh pemilik dengan dana yang dipinjam
perusahaan dari kreditur. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. dan rasio aktivitas Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan
di dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh
perusahaan. Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan dengan berbagai
investasi dalam aktiva.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut pokok permasalahannya adalah :
Apakah Kinerja perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia mengalami peningkatan pada periode 2013 ditinjau dari laporan keuangan dengan menggunakan analisis Current Ratio, Retrun on Assets dan Debt to Equity Ratio?
Apakah Kinerja perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia mengalami peningkatan pada periode 2013 ditinjau dari laporan keuangan dengan menggunakan analisis Current Ratio, Retrun on Assets dan Debt to Equity Ratio?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kinerja perusahaan pada . Telekomunikasi
Indonesia dilihat dari Current Ratio, Retrun on Assets dan Debt to Equity
Ratio.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat
Akademis
Menambah pengetahuan
mengenai kinerja PT Telekomunikasi Indonesia dengan analisis rasio
keuangan.
2. Manfaat
praktis
Diharapkan memberi
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam mengukur kinerja perusahaan
dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil
akhir dari siklus akuntansi yang memberikan gambaran keuangan tentang suatu
perusahaan yang secara periodik disusun oleh manajemen perusahaan. Laporan
keuangan memiliki sifat historis yaitu memuat angka-angka tentang kinerja dan
kondisi keuangan perusahaan pada masa yang telah lalu (historis). Laporan
keuangan perusahaan sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan yang bersangkutan meskipun mereka mempunyai kepentingan
yang berbeda-beda.
Laporan keuangan dirancang sedemikian
rupa sehingga dapat digunakan oleh semua pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak
yang berkepentingan tersebut antara lain pihak internal perusahaan dan pihak
eksternal perusahaan. Pihak internal merupakan pihak karyawan dan manajemen
perusahaan yaitu karyawan yang mengelola perusahaan, sedangkan pihak eksternal
yaitu pemasok, penanam modal, kreditur, badan pemerintah dan calon penanam
modal. Masing-masing pihak yang berkepentingan menganalisis dan
menginterprestasikan laporan keuangan untuk tujuan yang berbeda-beda.
Disisi lain Farid dan Siswanto
mengatakan “Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu
memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang
bersifat finansial.”
Lebih lanjut Munawir mengatakan
“Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan.” Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan
membantu bagi para pengguna (users)
untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.
Secara lebih tegas Sofyan Assauri
mengatakan “Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban manajemen
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Ini sejalan yang dikemukakan oleh
Farid Harianto dan Siswanti Sudomo yakni “Laporan keuangan juga menunjukkan apa
yang telah dilakukan manajemen (stewardship),
atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.” Pihak manajemen memegang peranan penting dalam membuat laporan
keuangan untuk dapat dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Ini ditekankan
lebih lanjut oleh Sofyan Assauri bahwa “Dalam laporan keuangan terdapat
informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan”.
2.1.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Secara umum, penyajian
laporan keuangan oleh manajemen perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi
kuantitatif mengenai kondisi dan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan
pada suatu periode untuk kepentingan karyawan dan kepentingan manajemen adalah
mengetahui pencapaian kinerja perusahaan sehingga para pihak manajemen dapat
menentukan keputusan yang akan diambil untuk operasional perusahaan dan
sekaligus untuk fungsi dari laporan keuangan bagi karyawan dan manajemen
perusahaan untuk menentukan besarnya persentasi kenaikan gaji dan bonus yang
akan diterima.
Menurut Standard Akuntansi Keuangan
(Ikatan Akuntan Indonesia, 1994) bahwa “Tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi”. Adapun tujuan laporan keuangan menurut PAPI (Pedoman
Akuntansi Perbankan Indonesia) “Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja perubahan ekuitas, arus kas dan
informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”
Sedangkan fungsi laporan keuangan
untuk pihak eksternal adalah sebagai berikut :
·
Pemasok untuk
mengetahui kinerja perusahaan dan sekaligus untuk mengetahui apakah perusahaan
berada dalam likuiditas yang baik untuk membayar atas produk yang dijual.
·
Kreditur untuk
mengetahui kinerja perusahaan yang titik fokusnya adalah membayar kembali pokok
pinjaman dan bunga.
·
Penanam modal untuk
mendapatkan informasi apakah modal yang ditanam layak untuk diperbesar atau
untuk memperkecil penanaman modal pada perusahaan.
·
Calon penanam modal
yaitu untuk mendapatkan informasi apakah layak atau tidaknya untuk melakukan
investasi di dalam perusahaan.
·
Badan pemerintah untuk
mengetahui besarnya pertumbuhan ekonomi regional dan pertumbuhan ekonomi
nasional yang sekaligus untuk mengawasi ketertiban pembayaran dan administrasi
perpajakan.
Dengan diperolehnya laporan
keuangan, maka diharapkan laporan keuangan bisa membantu dalam tujuan untuk
menghindari analisis yang keliru dalam melihat kondisi perusahaan. Dimana Farid
Harianto dan Siswanto Sudomo mengatakan tujuan laporan keuangan “Agar pembuat
keputusan tidak menderita kerugian atau paling tidak mampu menghindarkan
kerugian yang lebih besar, semua keputusan harus didasarkan pada informasi yang
lengkap, reliable, valid, dan penting”. Informasi yang menyajikan karakteristik
seperti itu salah satunya adalah laporan keuangan.
2.1.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Standar
Pelaporan Keuangan Internasional (International
Financial Reporting Standard/IFRS) laporan keuangan terdiri atas :
1. Laporan
Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan
adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada satu titik tertentu. Baik
pada akhir bulan, kuartal, semester atau tahun. Jadi, kondisi yang dijelaskan
dalam laporan posisi keuangan adalah kondisi pada tanggal tertentu yang artinya
saldo pada tanggal tertentu. Biasanya laporan posisi keuangan dibuat per 31
desember, atau tiap akhir bulan. Komponen laporan posisi keuangan adalah :
·
Aktiva lancar (current assets), yaitu aktiva yang
perputarannya tidak melebihi 1 tahun, contoh: kas, bank, piutang, investasi jangka
pendek, persediaan, biaya dibayar dimuka, perlengkapan, pajak dibayar dimuka
dan aktiva lancar lainnya.
·
Aktiva tetap (fixed assets), yaitu aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan
memiliki nilai yang relatif tinggi serta memiliki umur yang melebihi dari 1
tahun, contoh: tanah, bangunan, komputer, perabot, mesin, mobil dan aktiva
tetap lainnya.
·
Aktiva lain-lain (other assets), yaitu aktiva yang tidak
dapat dikategorikan dalam aktiva lancar atau aktiva tetap, contoh: investasi
jangka panjang.
·
Hutang lancar (current liabilities), yaitu kewajiban
yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun, contoh: hutang dagang, wesel bayar,
hutang bank jangka pendek, hutang pajak dan kewajiban lancar lain-lainya.
·
Hutang jangka panjang (long term loan), yaitu kewajiban yang
jatuh temponya lebih dari 1 tahun, contoh: hutang obligasi dan hutang bank
jangka panjang.
·
Modal (capital), yaitu terdiri dari modal saham
dan laba ditahan.
2. Laporan
Laba Rugi Komprehensif
Laporan
laba rugi komprehensif merupakan akumulasi kegiatan yang berkaitan dengan
pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau
tahunan. Komponen laporan laba rugi komprehensif adalah :
·
Pendapatan/Penjualan
·
Harga pokok penjualan
·
Biaya pemasaran
·
Biaya administrasi dan
umum
·
Biaya keuangan
·
Selisih kurs dari
kegiatan operasional
·
Keuntungan atas
revaluasi properti
·
Biaya pajak
3. Laporan
Arus Kas
Laporan
ini menggambarkan perputaran kas dan bank selama periode tertentu, misalnya
bulanan atau tahunan. Laporan arus kas terdiri atas:
·
Sumber atau penggunaan
kas dari atau untuk kegiatan operasional
·
Sumber atau penggunaan
kas dari atau untuk kegiatan investasi
·
Sumber atau penggunaan
kas dari atau untuk kegiatan pendanaan
4. Laporan
Perubahan Ekuitas
Laporan
ini menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio. Laporan ini
menggambarkan saldo dan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan.
5. Catatan
atas Laporan Keuangan
Isi catatan ini adalah
penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan
tiap-tiap perkiraan laporan posisi keuangan dan laba rugi komprehensif.
2.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan
Ada beberapa
keterbatasan laporan keuangan, yaitu :
1. Bersifat
Khusus
Artinya
laporan atas kejadian masa lalu atau yang telah lewat, tidak dapat dianggap
sebagai laporan keuangan saat ini.
2. Bersifat
Umum
Informasi
disajikan kepada semua pihak atau bukan pihak tertentu. Padahal masing-masing
pihak memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
3. Unsur
Taksiran
Proses
penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari unsur taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu, sebagai akibatnya terjadi perbedaan angka
dalam laporan neraca maupun laba-rugi.
4.
Bersifat Konservatif
Jika
ada penilaian tertentu yang tidak pasti makan di pilihlah alternatif yang
paling kecil untuk aktiva dan pendapatan. Bahkan pendapatan yang belum pasti,
tidak diakui, tetapi kerugian yang mungkin terjadi diakui atau dicatat.
5.
Menggunakan
istilah-istilah teknis
Pemakai
laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari
informasi yang dilaporkan.
6. Menggunakan
Informasi Kuantitatif
Informasi
yang bersifat kualitatif walaupun dapat di kuantifikasikan pada umumnya
diabaikan.
7. Mengabaikan
Nilai Waktu dari Uang
Jumlah
yang sama besarnya pada saat ini pasti lebih besar nilainya (daya beli)
dibandingkan dengan waktu yang akan datang. Hal ini secara logis dapat diterima
akal, karena uang yang ada saat ini bisa di investasikan atau disimpan
di bank untuk memperoleh bunga uang (pendapatan bunga).
2.1.5 Kualitas Laporan Keuangan
FASB (Financial Accounting Standard Board),
melalui Statement of Financial Acoounting
(SFAC) No.2 mengemukakan kualitas laporan keuangan antara lain :
1. Pembuatan
informasi harus mempertimbangkan “Cost
and Benefit” artinya manfaat harus lebih besar dari biayanya
2. Informasi
harus dapat dipahami dengan jelas
3. Informasi
dapat digunakan sebagai proses pengambilan keputusan
4. Relevansi
informasi harus jelas
5. Dapat
diyakini kebenarannya
6.
Dapat digunakan untuk
tujuan prediksi
7.
Dapat memberikan umpan
balik
8.
Penyajian yang jujur
dan benar
9.
Tepat waktu
10.
Konsisten dan dapat
diperbandingkan
11.
Netral diatas berbagai
kepentingan dan berbagai pemakai kaporan
12.
Hanya material saja
yang di sajikan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Perusahaan
Telekomunikasi
Indonesia (Telkom) adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta
penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia.Telkomsel
merupakan operator selular terkemuka di Indonesia yang dimiliki PT Telkom
dengan kepemilikan saham sebesar 65 persen dan SingTel sebesar 35 persen.Hingga
Juni 2010, Telkomsel dipercaya melayani 88,3 juta pelanggan, menjadikan
Telkomsel sebagai pemimpin pasar di industri telekomunikasi selular dengan
pangsa pasar sekitar 50 persen.
Sejarah Perusahaan
PT.Telkom Indonesia
1882 sebuah badan usaha swasta penyedia
layanan pos dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial
Belanda. 1906 Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang
mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap
dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT).
1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai
negara merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang.
1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi
(PN Telekomunikasi).
1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi
Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa
telekomunikasi nasional maupun internasional.
1980 PT Indonesian Satellite Corporation
(Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional,
terpisah dari Perumtel.
1989 Undang-undang nomor 3/1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta
swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. 1991 Perumtel berubah bentuk
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP
no.25 tahun 1991.
1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM
(Initial Public Offering/IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. sejak
itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa
Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange
(LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering
Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange.
1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai
diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra –
dengan mitra PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa
Barat dan Banten – dengan mitra PT Aria West International (AriaWest); Divisi
Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta – dengan mitra PT Mitra Global
Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan – dengan mitra
PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan Timur
Indonesia dengan mitra PT Bukaka Singtel.
1999 Undang-undang nomor 36/1999, tentang
penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. 2001 TELKOM membeli
35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi
restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan
penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan
Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM
membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan
Dayamitra ke dalam laporan keuangan TELKOM.
2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo
melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian
jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan
sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12,72% saham
Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian TELKOM memiliki 65%
saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan
telekomunikasi lokal.
3.2 Analisis Rasio Keuangan PT. Telkom
3.2.1 Return On Asset
Pengukuran kinerja dengan ROA menunjukkan kemampuan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. ROA
adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk
menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan.
(Bambang R, 1997). ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi
negatif (rugi) pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan secara keseluruhan aktiva belum mampu menghasilkan laba. Kelemahan
utama pada pengukuran akuntansi tradisional seperti ROA sebagai pengukur penciptaan
nilai adalah mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui
apakah suatu perusahaan telah menciptakan nilai atau tidak. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah
sebagai berikut
ROA = Laba
bersih setelah pajak
Total Aktiva
3.2.1 Return On Equity
Pengertian ROE Return Of Equity merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri,
sekaligus menunjukkan tingkat efesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
tinggi nilai rasio ini maka perusahaan tersebut semakin baik karena posisi
perusahaan semakin kuat.
ROE = Laba Bersih
Total Modal
3.2.3 Current Ratio
Current Ratio
(rasio lancar) merupakan rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin
of safety) suatu perusahaan. (Kasmir, 2010:111)
Current Ratio
= Aktiva Lancar
Hutang
Lancar
TABEL 3.1
TABEL HASIL RASIO KEUANGAN DAN OPERASI KONSOLIDASI
Rasio Laba terhadap jumlah asset (ROA)
|
11,1
|
Rasio Laba terhadap ekuitas (ROE)
|
23,5
|
Rasio Lancar
|
116,3
|
Sumber : Laporan Tahunan PT Telkom Tbk Tahun
2013
BAB
IV
PENUTUP
Dari
hasil laporan keuangan yang telah dilakukan, berikut adalah kesimpulan dari
analisa yang menggunakan Return on Asset, Return on Equity dan Current Ratio.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki nilai rasio yang baik. Dengan Return
on Assetnya sebesar 11,1, Return on
Equity sebesar 23,5 dan Current Ratio atau rasio lancar sebesar 116,3.
Jika di lihat dari Current Ratio yang sebesar 116,3 dapat diartikan setiap Rp
1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp 116,3 aktiva lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, 2010, Pengantar
Manajemen Keuangan, Cetakan 2, Edisi 1, Jakarta : Kencana.