Rabu, 30 Januari 2013

KONVENSI NASKAH

KONVENSI NASKAH


Pengertian Konvensi Naskah
Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog (Penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati).
Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.

Perbedaan Naskah Formal, Semi-Formal, dan Non-Formal :
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Jadi dapat disimpulkan perbedaan dari konvensi naskah formal, semi formal, dan non formal terletak pada sub babnya. Dimana terdapat sub-sub bab naskah formal yang tidak dipakai atau digunakan dalam naskah semi formal dan non formal.
Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah :
Sebuah karangan harus memenuhi tiga asprek utama persyaratan formal, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup. Selain itu karangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan.Adapun unsur-unsur dalam penulisan sebuah Karangan sebagai berikut

1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
   a. Judul pendahuluan
   b. Halaman judul
   c. Halaman persembahan (kalau ada)
   d. Halaman pengesahan (kalau ada)
   e. Kata pengantar
   f. Daftar isi
   g. Daftar gambar (kalau ada)
   h. Daftar tabel (kalau ada)

2. Bagian Isi Karangan
   a. Pendahuluan
   b. Tubuh karangan
   c. Kesimpulan

3. Bagian Pelengkap Penutup
   a. Daftar Pustaka
   b. Lampiran (Apendix)
   c. Indeks
   d. Riwayat Hidup

Dengan pemaparan intisari sebagai berikut :

1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak membahas sama sekali tentang isi karangan tersebut.

a. Judul Pendahuluan dan Halaman Pendahuluan
Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan atau judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah halaman agak keatas. Halaman ini hanya mencantumkan tercantum nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas, pengarang (jurusan, fakultas, universitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan
  • Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya
  • Sampul : nama karangan, penulis, dan penerbit
  • Halaman judul : nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota dan tahun penulisan.
  • Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri(untuk karangan formal) atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan tidak formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul :
  • Judul diketik dengan huruf kapital
  • Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat
  • Nama penulis ditulis dengan huruf kapital
  • Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo
  • Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi , jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal :
  • Komposisi tidak menarik
  • Tidak estetik
  • Hiasan gambar tidak relevan
  • Variasi huruf jenis huruf
  • Kata "ditulis (disusun) oleh"
  • Kata "NIM/NRP"
  • Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi
  • Kata-kata yang berisi slogan
  • Ungkapan emosional
  • Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi
b. Halaman Persembahan
Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman, biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.

c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan di tulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.

Hal-hal yang harus dihindarkan :
  • Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya
  • Menggunakan titik atau koma pada akhir nama
  • Tulisan melampaui garis tepi
  • Menulis nama tidak lengkap
  • Menggunakan huruf yang tidak standar
  • Tidak mencantumkan gelar akademis
d. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lainnya yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak di tulis ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut :
  • Ucapan syukur kepada Tuhan YME Yang Maha Esa
  • Penjelasan adanya tugas penulisan karaya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)
  • Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)
  • Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga
  • Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekelomopok orang, atau organisasi yang membantu
  • Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan
  • Harapan penulis atas karangan tersebut
  • Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima saran dan kritik
Hal-hal yang harus dihindarkan :
  • Menguraikan isi karangan
  • Mengungkapkan perasaan berlebihan 
  • Menyalahi kaidah bahasa
  • Menunjukkan sikap kurang percaya diri
  • Kurang meyakinkan 
  • Kata pengantar terlalu panjang
  • Menulis kata pengantar semacam sambutan
  • Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif
e. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar , maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar dan nomor halaman.
g. Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel, dan nomor halaman.

2. Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a. Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab 1 karangan. Pendahuluan bertujuan menarik perhatian pembaca, dengan menginformasikan masalah apa yang akan dibahas dari bab awal hingga akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertunang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
  1. Latar belakang masalah
  2. Tujuan penulisan berisi target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai
  3. Ruang lingkup masalah berisi pembatasan masalah yang akan dibahas
  4. Landasan teori
  5. Sumber data penulisan berisi data-data yang bersesuaian dengan pembahasan
  6. Metode dan teknik penulisan berisi penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan dan teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data
  7. Sistematika penulisan berisi gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan
b. Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah dan disinilah terletak segala permasalahan yang akan dibahas secara sistematis. Bagian menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas.
Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Ketuntasan Materi
   Materi yang baik dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoritik) maupun data primer.
2. Kejelasan uraian / deskripsi
   yang terbagi tiga, yaitu:
  • kejelasan konsep
  • kejelasan bahasa 
  • kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :
  1. subjektivitas
  2. pembuktian pendapat tidak mencukupi
c. Kesimpulan
   Kesimpulan merupakan bagian penutup karangan dan merupakan suatu intisari dari karangan mulai dari bab awal hingga akhir. Penulis dapat menuliskan kesimpulan dengan dua cara :
  1. dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan argumen yang penting yang sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
  2. untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
3. Bagian Pelengkap Penutup
   Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar Pustaka(Bibliografi)
   Daftar pustaka adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Setiap karangan harus menggunakan daftar pustaka.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi :
  1. nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan kos,ama
  2. thahun terbit
  3. judul buku: penulisannnya berctak miring
  4. data publikasi , meluputi tempat/kota teerbit , dan penerbit
  5. untuk sebuah aritikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilifd, nomor, dan tahun terbit
Keterangan :
  • jika buku itu disusun oleh duan pengarang, nama pengarang yang kedua tidak perlu di balik
  • jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang
  • jika buku itu merupakan editorial(bunga rampai), nama editor yang dipakai dan dibelakangnya diberi keteragan ed. "editor"
  • nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan
  • daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal dan nama belakang pengarang
b. Lampiran
   Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian penutup pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak menggangu pembahasan jika disertakan dalam urusan.
c. Indeks
   Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis.

d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup meurupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang.

PROPOSAL

PROPOSAL PENELITIAN USAHA PEMBIBITAN KAKAO


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
Bumi nusantara yang dikenal sebagai Negara agraris menyadarkan bahwa kebutuhan hidup penduduk dari hasil produksi dilapangan pertanian.
Garis-garis besar Negara mengamanatkan peran serta petani begitu luas dan menyentuh hamper kehidupan manusia Indonesia.
            Kakao merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang memiliki prospek yang cukup cerah sebab permintaan dalam negeri semakin kuat dengan berkembangnya sector agroindustri.
Pada masa yang akan datang, komoditi biji cokelat diharapkan menduduki tempat yang sejajar dengan sawit dan karet.
1.2.         Perumusan Masalah
1.         Berapa besar keuntungan pembibitan petani kakao dalam 1 tahun.
2.         Bagaimana efisiensi keuntungan biaya produksi dalam usaha tani kakao. Didesa noling, kecamatan bupon, kabupaten luwu.
1.3.         Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui besarnya keuntungan pembibitan kakao.
2. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan keuntungan biaya produksi dalam usaha bibit kakao.
            Adapun kegunaan penelitian yaitu:
1.   Diharapkan akan memberikan informasi baru bagi kebijaksanaan perkebunan terutama bagi pengembangan tanaman kakao.
2.   Sebagai bahan informasi petani dalam mengusahakan usaha tani kakao agar bias memberikan keuntungan yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Tanah Sebagai Faktor Produksi
            Alam adalah salah satu faktor produksi dari empat factor produksi yang kita kenal.
2.2.      Botani Tanaman Kakao
2.2.1.  Sistematika
Sistematika dari tanaman cokelat adalah sebagai berikut:
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Malvales
Familia            : Steraliceae
Genus              : Theobroma
Species            : Theobroma Cacao
2.2.2.  Morfolog
1.     Akar
Akar cokelat adalah akar tunggang (radix primaria) perakaran cokelat tumbuh cepat pada bibit dari biji yang berkecambah,
2.     Batang
Cokelat dapat tumbuh sampai ketinggian 8 – 10 cm dari pangkal batangnya pada permukaan tanah.
3.     Daun
Daun cokelat terdiri atas tangkai daun dan helai daun.
4.     Bunga
Jumlah bunga cokelat mencapai 5000 – 12000 per pohon per tahun, tetapi jumlah buah matang yang dihasilkannya hanya berkisar satu persen saja.
5.     Buah
Buah cokelat berupa buni yang daging bijinya sangat lunak.
6.     Biji
Biji tersusun dalam lima baris mengelilingi poros buah. Jumlahnya beragam, yaitu 20 – 50 butir per buah.
2.3.      Syarat Tumbuh
Tanaman kakao memerlukan struktur tanah dan pengairan yang baik, tanah harus lembab, tekstur tanah harus sedang, yang terdiri atas tanah hutan, bekas ladang (tegalan) atau bekas perkebunan seperti karet dan kopi.
Tanaman kakao akan tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki keasaman (pH) 6-7, tidak lebih tinggi dari dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4, Ph yang ideal bagi kakao adalah 5,6 – 7,2. Tanaman kakao tumbuh baik pada daerah yang terletak antara 20o LS dan 20o LU,
2.4.      Intensifikasi
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi bibit yang baik maka perlu menerapkan pola intensifikasi.
2.4.1.  Penggunaan Benih
Sebaiknya bibit diambil dari pohon induk yang sehat, dengan memilih buah yang bebas dari hama dan penyakit. Atau bibit unggul yang bermutu memiliki sifat genetic dengan potensi produktifitas yang tinggi.
2.4.2.  Perkecambahan Benih
 Cara mengecambahkan benih kakao ada dua macam yaitu, dengan karung goni dan dengan media pasir atau bedengan.
1.     Perkecambahan Dengan Karung Goni
 Perkecambahan dengan karung goni lebih praktis dari pada bedengan.
2.     Perkecambahan Dengan Bedengan
 Tanah untuk bedengan harus bebas dari gulma dan batuan. Bedengan harus diratakan, dan diberi penguat dari kayu, bambu atau dari batu merah pada tepi bedengan.
2.4.3.  Pembibitan
Tempat pembibitan kakao perlu memperhatikan beberapa factor yaitu:
1.     Dekat sumber air, mudah diawasi, tempatnya datar, drainasenya baik, terlindung dari angin yang kencang dan sinar matahari langsung, dan tidak terganggu oleh hama.
2.     Tempat pembibitan perlu naungan untuk menahan sinar matahari dan angin yang kencang.
3.     Media polybag adalah campuran dari tanah yang subur (top soil), pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 2 : 1.
4.     Polybag yang dipergunakan adalah yang transparan atau berwarna hitam dengan ukuran 30 x 20 cm tebal 0,08 mm dan dengan lubang sebanyak 18.
5.     Sebelum diisi dengan kecambah, polybag diatur dengan jarak 15 x 15 cm atau 15 x 30 cm.
6.     Kemudian disiram dengan air sampai cukup lembab dan bibit ditanam dalam lubang yang dibuat dengan jari atau kayu.
7.     Agar tidak rusak karena penyiraman dan kelembapan terjamin maka dalam polybag dapat diberi seresah dari cincangan rumput yang tidak mengandung biji.
2.4.4.  Pemeliharaan Bibit
         Untuk memperoleh bibit yang baik perlu adanya pemeliharaan sebagai berikut:
1.     Penyiraman
        Penyiraman dilakukan 2 kali sehari sampai umur bibit dua bulan menurut keadaan cuaca.
2.     Penyiangan
        Tempat pembibitan dijaga kebersihannya dari gulma,
3.     Pemupukan
Untuk menjaga kesuburan tanah perlu dilakukan pemupukan pada bibit dalam polybag. Disamping pemupukan melalui tanah, dapat juga diberi pupuk tambahan melalui daun. Pemupukan tumbuhan dapat pula dengan pupuk organic,
4.     Pengaturan naungan
Cara mengurangi naungan adalah dengan mengatur kerapatan naungan. Bila naungan dari daun kelapa atau anyaman bamboo atau daun dan alang pengurangannya dapat dilakukan dengan mudah.
5.     Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang sering menyerang pembibitan adalah ulat kantong, ulat jengkal, belalang, kutu putih, dan penggerek Zeuzera Sp, sedangkan penyakit yang sering menyerang pembibitan adalah VSD, Phytophora, Palmivora, Colletotrichum, Gloeospo Rivides, dan Corticium Salmonicolor.
2.5.      Hipotesis
1.       Diduga pembibitan kakao didesa noling kecamatan bupon kabupaten luwu yang dilakukan oleh petani memberikan keuntungan.
2.       Diduga efisiensi keuntungan biaya produksi dalam usaha tani kakao didesa noling kecamatan bupon kabupaten luwu. Menunjukkan efisiensi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
        Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Noling, Kecamatan Bupon, Kabupaten luwu, lokasi ini sengaja dipilih karena ada sebagian dari petaninya mengusahakan sebagai penjual bibit kakao. Waktu pelaksanaan dari bulan Februari – Maret 2012.
3.2. Tekhnik Pengumpulan Data
        Dalam penelitian ini pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan data pertanyaan atau kuisioner dan wawancara langsung dengan petani responden.
        Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang erat hubungannya dengan penelitian ini.
3.3. Penentuan Responden
        Penentuan responden dilakukan secara acak sederhana yaitu mengambil sampel 10 % dari total populasi sebanyak 250 orang =25 orang.(Sujana, 1992).
3.4. Analisis Data
        Untuk menggambarkan besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh petani, dianalisis dengan rumus:
π = TR – TC
Dimana :
        π       = pendapatan bersih (Rp)
        TR    = Total penerimaan (Rp)
        TC    = Total biaya yang dikeluarkan (Rp)
        Untuk mengetahui efisiensi penggunaan biaya produksi kakao maka digunakan rumus:
R/C Ratio =  (soekarwati, 1990)
R/C Ratio > 1 usaha tani kakao efisien
R/C Ratio = 1 usaha tani kakao impas
R/C Ratio < 1 usaha tani kakao rugi
3.5. Defenisi Operasional
        Untuk menjaga jangan sampai ada kerancuan dalam memberikan persepsi maka disusun suatu konsep operasional seperti:
1.          Petani adalah orang yang terlibat langsung dalam proses usaha tani untuk kelangsungan hidupnya.
2.         Pengusaha lahan adalah lahan kebun yang dikuasai oleh seseorang baik sebagai penggarap maupun sebagai pengelola.
3.         Penerimaan adalah jumlah produksi yang diperoleh usaha budidaya tanaman kakao yang dikalikan harga per unit produksi dalam rupiah (Rp).
4.         Pendapatan (keuntungan) adalah selisih dari total penerimaan dengan total biaya produksi dalam rupiah per tahun.
5.         Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dalam rupiah (Rp).
6.         Biaya variable adalah biaya yang bias habis digunakan dalam suatu proses produksi (klik link dibawah ini untuk melanjutkan membaca langsung dari sumbernya).
 
 
Sumber:

Rabu, 02 Januari 2013

LANGKAH-LANGKAH PENULISAN ILMIAH

LANGKAH-LANGKAH PENULISAN ILMIAH


Pengertian
Karya ilmiah atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah laporan yang secara tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Atau karya ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, dalam bidang tertentu dengan sistematika penulisan bersantun bahasa yang kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut Munawar Syamsudin (1994), tulisan ilmiah adalah naskah yang membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten. Menurut Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya tulis ilmiah. Ilmiah artinya mempunyai sifat keilmuan.
Adapum jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium atau paper, artikel ilmiah, naskah publikasi, tugas akhir, skripsi, tesis, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.


Adapun tahap-tahap dalam penyusunan karangan ilmiah
A. Tahap Persiapan
Di dalam tahap ini ada beberapa tahap yaitu :
  1. Menemukan masalah atau mengajukan masalah yang akan dibahas dalam penelitian (didukung oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah).
    Menentukan  Tema
    • Tema terbentuk berdasarkan satu topik yang akan dibahas. Topik haruslah berupa tesis.
    • Tema ditentukan lebih dahulu sebelum topik karena ruang lingkupnya lebih luas dan abstrak
    • Pokok masalah yang ditentukan sebelum menyusun karangan
    • Tesis adalah pernyataan yang didalamnya terdapat tema karangan
 Dalam pemilihan masalah/topik juga mempertimbangkan beberapa hal :
  • Harus topik yang paling menarik perhatian.
  • Terpusat pada segi lingkup yang sempit dan terbatas.
  • Memiliki data dan fakta yang obyektif.
  • Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, meskipun serba sedikit.
  • Harus memiliki sumber acuan / bahan kepustakaan yang dijadikan referensi.
Dalam pembatasan topik/penentuan judul harus memperhatikan beberapa hal berikut :
  • Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.
  • Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah / setelah penulisan karya ilmiah selesai. Penentuan judul karya ilmiah : pertanyaan yang mengandung unsur 4W+1H yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana) dan How (bagaimana).

  1. Menentukan Tujuan
    Dalam penulisan, tujuan merupakan pedoman dalam menyusun karangan maupun mencari bahan dan data yang diperlukan. Setiap penulis memiliki tujuan tertentu sehubungan dengan kegiatan menulisnya. Misalnya untuk mempengaruhi, meyakinkan, memberi informasi, menceritakan, dan sebagainya.
  2. Mengumpulkan Bahan/Data
    • Bahan dapat diperoleh melalui apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami, dibantu dengan membaca dan daya khayal.
    • Bahan dan data yang sudah terkumpul diinventariskan dan diseleksi untuk disusun menjadi kerangka karangan.
  3. Mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis
    Kerangka karangan adalah Garis besar karangan yang memuat pokok pikiran.
    Disusun berdasarkan :
    • Urutanwaktu
    • Urutan peristiwa
    • Urutan penting
    • Urutan tidak langsung
    • Urutan tempat
    Fungsi dari membuat kerangka karangan :
    • Mempermudah dalam penyusunan karangan
    • Menyusun karangan secara teratur
    • Menghindari penggunaan kalimat atau pokok pikiran yang berulang
    • Miniatur dari seluruh karangan
    Pola Penyusunan kerangka karangan :
    Mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan.
    • Pola Alamiah berdasarkan faktor alamiah
    • Pola Logis berdasarkan jalan pikiran
    Mengembangkan Kerangka Karangan
    Yang perlu diperhatikan adalah bahasa, susunan Isi, dan susunan pengutaraan.
  4. Hipotesis  perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang kita angkat. Ini penting untuk kita lakukan agar kita bisa menyajikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang kita hadapi. Hipotesis untuk kepentingan karya tulis ilmiah ini tidak harus dirumuskan secara formal seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi utama hipotesis dalam karya tulis ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah kita agar bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi jika kita berupaya memecahkan permasalahan yang kita hadapi dengan pendekatan-pendekatan tertentu.
  5. Metodologi (mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data, teknik pengukuran, dan teknik analisis data)
Adapun Tahap Pengumpulan data :
  • Pencarian keterangan dari bahan bacaan / referensi.
  • Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah.
  • Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti. Percobaan di laboratorium/ pengujian di lapangan.
B. Tahap Penulisan
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

I. Bagian Pembuka

  • Cover
  • Halaman judul.
  • Halaman pengesahan.
  • Abstraksi
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Ringkasan isi.

II. Bagian Isi

II.1 Pendahuluan

  • Latar belakang masalah.
  • Perumusan masalah.
  • Pembahasan/pembatasan masalah.
  • Tujuan penelitian.
  • Manfaat penelitian.

II.2 Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

  • Pembahasan teori
  • Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
  • Pengajuan hipotesis

II.3 Metodologi penelitian

  • Waktu dan tempat penelitian.
  • Metode dan rancangan penelitian
  • Populasi dan sampel.
  • Instrumen penelitian.
  • Pengumpulan data dan analisis data.

II.4 Hasil Penelitian

  • Jabaran varibel penelitian.
  • Hasil penelitian.
  • Pengajuan hipotesis.
  • Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.

III. Bagian penunjang

  • Daftar pustaka.
  • Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
  • Daftar Tabel
C. Tahap Penyuntingan atau Evaluasi

Tahap penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan dianggap selesai. Tahap penyuntingan ini bertujuan untuk :
  • Melengkapi yang kurang.
  • Membuang yang kurang relevan.
  • Menghindari penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih (overlapping).
  • Menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, misalnya dalam penulisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, maupun penerapan kaidah ejaan.
Di samping itu penyajian juga merupakan tahapan penyuntingan. Teknik penyajian karya ilmiah harus memperhatikan:
  • Segi kerapian dan kebersihan.
  • Tata letak (layout) unsur-unsur dalam format karya ilmiah, misalnya halaman muka (cover), halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka dan lain-lain.
  • Standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, misalnya standar penulisan kutipan, catatan kaki (foot note), daftar pustaka & penggunaan Bahasa Indonesia sesuai EYD.
Dalam petunjuk teknis penulisan atau pengetikan ini terdiri dari format Jenis dan Ukuran Kertas, Format Jenis dan Tipe Huruf, Pengaturan Ruang Ketikan (lebar margin halaman kertas) , Indensi serta Penomoran Halaman.
1. Jenis dan Ukuran Kertas dalam Skripsi dan Makalah Standar Jenis dan ukuran kertas yang digunakan dalam karya ilmiah terutama penulisan Skripsi dan makalah biasaanya menggunakan kertas HVS putih, dengan berat 80 gram, dengan ukuran A4 (lebar 21 cm serta panjang 29,7 cm)
2. Jenis dan Tipe Huruf
  • Jenis huruf yang biasa digunakan dalam membuat Skripsi dan Makalah yaitu Huruf Times New Roman dengan ukuran 11. Atau juga bisa menggunakan beberapa huruf lain selain times new roman yaitu huruf Book Antiqua ukuran 10, Arial ukuran 10 serta Tahoma ukuran 9.
  • Tinta yang digunakan dalam penulisan Karya Ilmiah Makalah dan Skripsi ini menggunakan warna hitam.
3. Format Pengaturan Ruang Ketikan dan ruang tepi (margin) dalam makalah, skripsi dan laporan Ruang ketikan adalah ruang yang disediakan pada kertaas pengetikan isi makalah / Laporan / Skripsi dan karya ilmiah lainnya. Sedangkan Ruang Tepi adalah ruangan di sekeliling ruang ketikan dan ruang tepi ini harus dikosongkan. Biasanya dikenal dengan lebar margin atas, bawah, kiri serta kanan. Berikut ini pengaturannya :
  • Format Penulisan Skripsi
    Ukuran Lebar Ruang Tepi Kiri (margin Kiri) : 2 Cm
    Ukuran Lebar Ruang Tepi Kanan (margin Kanan) : 2 Cm
    Ukuran Lebar Ruang Tepi atas (margin atas) : 2 Cm
    Ukuran Lebar Ruang Tepi bawah (margin bawah) : 2 Cm
  • Format Penulisan Makalah / Laporan Ilmiah lain
    Ukuran Lebar Ruang Tepi Kiri (margin Kiri) : 2,5 Cm
    Ukuran Lebar Ruang Tepi Kanan (margin Kanan) : 2,5 Cm
    Ukuran Lebar Ruang Tepi atas (margin atas) : 2,5 Cm
    Ukuran Lebar Ruang Tepi bawah (margin bawah) : 2,5 Cm
Perlu diperhatikan bahwa untuk di tepi margin kanan, baik dalam makalah, skripsi maupun laporan karya ilmiah lainnya jangan mengorbankan kaidah pemotongan kata.
4. Indensi
Indensi memiliki pengertian permulaan pengetikan baris pertama pada setiap paragraf baru.
Pengetikan paragraf baru dimulai pada ketukan ke-7.
5. Format Penomoran Halaman Karya Ilmiah, Makalah dan Skripsi
Penomoran halaman dilakukan pada seluruh halaman yang ada dalam makalah, skripsi serta laporan karya ilmiah lain mulai dari bagaian awal hingga lampiran, kecuali untuk lembar Judul, Lembar pernyataan, lembar pengesahan, lembar persetujuan serta lembar pengesahan tim penguji tidak perlu dilakukan penomoran. Adapun ketentuan penulisan nomor halaman adalah sebagai berikut :
  1. Nomor Halaman untuk bagaian awal ditempatkan ditengah bagian bawah halaman dengan menggunakan huruf Romawi kecil (misalnya : i, ii, iii, dst).
  2. Nomor halaman untuk bagian isi dan lampiran ditempatkan di sudut kanan atas setiap halaman dengan menggunakan angka arab ( misalnya : 1,2,3 dst), kecuali halaman yang membuat awal bab.
  3. Nomor halaman untuk bagian isi yang memuat awal bab ditempatkan ditengah bagian bawah halaman dengan menggunakan angka arab (misalnya 1,2,3, dst)
6 . Penulisan Kata Bilangan Pengejaan, Pemenggalan dan Penyingkatan Kata
  • Penulisan kata bilangan
    Semua kata bilangan dari satu sampai sembilan harus ditulis dengan huruf dan tidak boleh diikuti dengan angka dalam kurung. Demikian juga bilangan-bilangan kelipatan sepuluh sampai dengan seratus dan kelipatan seribu ditulis dengan huruf, misalnya : empat puluh, lima puluh, lima ratus, dan lima ribu. Ketentuan-ketentuan diatas berlaku untuk penulisan kata bilangan dalam uraian. Sedangkan untuk nomor rumah, tanggal, nomor telepon, bilangan dalam tabel, bilangan persentase dan nomor halaman, boleh ditulis dengan angka arab.
    Bilangan yang terdiri dari empat angka atau lebih ditulis dengan memberikan satu tanda titik menyekat ribuan dan jutaan, misalnya 7.450 , 25.550 , 6.333.059 sedangkan untuk bilangan desimal, digunakan tanda koma (,) sebagai penyekat berlaku. Sedangkan penulisan nama bulan harus dengan huruf.
  • Pengejaan, pemenggalan dan penyingkatan kata harus sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku.
7. Penandatanganan Lembar Persetujuan dan Pengesahan.
Format Penandatanganan Lembar Persetujuan dan Pengesahan biasanya melibatkan para penguji, pembimbing serta Ketua Fakultas, dekan atau kepala Jurusan / Program Studi. Ditulis dengan tinta berwarna hitam serta menggunaka kertas jeruk.
Kutipan
Pengertiannya Pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang/seorang yang terkenal yang terdapat dalam sebuah buku Fungsinya :
  1. Sebagai landasan teori
  2. Memeperjelas permasalahan yang
  3. dibahas
  4. Memperkuat pendapat yang dibahas
Jenis kutipan
  1. Kutipan langsung
    kutipan pendek (kurang dari empat baris)
    kutipan panjang (lebih dari empat baris)
  2. Kutipan tak langsung
  3. Kutipan bervariasi
Cara mengutipan
  • Kutipan langsung yang kurang dari empat baris
  • Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
  • Kutipan yang ditulis pada catatankaki
Catatan Kaki
Pengertian adalah semua keterangan yang berkaitan dengan uraian (teks) yang ditulis dibagian bawah halaman yang sama.
Tata cara membuat catatan kaki
  • Penomoran
  • Pengunaan singkatan
    Singkatan – singkatan itu adalah:
    • Ibid
    • Loc. Cit
    • Op. Cit
    Singkatan-singkatan yang lain:
    • C atau Ca dari Circa
    • Cap atau Chap dari Caput
    • Et al. Dari et aliii
    • Et seq dari et seqwens atau et seqwentes
Daftar Pustaka (Bibilografi)
Pengertian adalah sumber yang digunakan sebagai acuan saat menulis karya tulis. Fungsinya :
  1. Sebagai pertanggung jawaban penulis
  2. Penghargaan terhadap orang yang dijadikan sumber
  3. Indikasi bobot karangan yang dibuat
  4. Membantu pembaca yang tertarik mempelajari lebih lanjut
  5. Melengkapi catatan kaki
  6. Menjelaskan lebih lanjut tentang sumber pustaka
Penulisan Daftar Pustakaa
  • Buku
    nama pengarang
    tahun terbit
    judul buku
    tempat terbit
    nama penerbit
  • Majalah dan Surat Kabar
    Majalah:
    nama pengarang. tahunterbit. judulartikel. tanggal terbit. tempat terbit
    Antologi:
    nama pengarang. tahun terbit. judul buku. tempat terbit : nama penerbit
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://www.slideshare.net/
http://www.wayankatel.com/2012/09/cara-penulisan-karya-ilmiah-remaja-baikbenar.html
http://www.docs.google.com/
http://rhinii.wordpress.com/